Jumat, 15 April 2011

Mencintai itu satu paket

Seorang Direktur yang telah berumah tangga terlibat satu kantor dengan seorang sekretaris muda yang cantik dan pintar. Sekretaris ini banyak sekali menebar pesona dan triknya untuk membuat jatuh hati si Bapak Direktur tersebut. Sehingga pada suatu hari, sekretaris ini bertanya kepada sang Bapak, “Bapak, mengapa anda tidak pernah sedikit pun tertarik kepada saya? Padahal semua lelaki baik yang belum beristri maupun yang sudah beristri menginginkan saya… Apa kekurangan saya di hadapan Bapak?” Bapak itu pun menjawab dengan senyum: “kamu mencintai saya diwaktu saya punya segala sesuatunya. Saya mempunyai seorang wanita yang telah mencintai saya di waktu saya bahkan belum memiliki apapun. Tidak mungkin saya meninggalkan wanita yang mencintai saya dengan hebatnya, demi kamu.” Dan ia pergi meninggalkan tanda Tanya di hati sekretaris itu.


Saya emang belum menikah, tapi saya telah sedikit banyak memahami tentang ini. Seringkali dari kita berkata “jalani saja dulu” tanpa proses mengenal. Tanpa proses mengenal maka yang terjadi adalah putus-nyambung. Dalam proses mengenal, kita menjadi sahabat buat dia, karena dalam pertemanan itu segala sesuatunya murni.


Dalam mengenal artinya yaitu memahami dia dalam 1 paket! Inget 1 paket! 1 paket artinya menerima semuanya, baik yang jelek atau yang baik. Waktu kita pesan paket di makanan Fastfood kaya “Mak Donald”, kita gak bisa tuker minuman kan dalam paket itu? Padahal kita gak suka dengan minumnya. Itu gunanya proses mengenal, kita mengenali juga paket dalam diri dia yaitu kekurangan dan kelebihan, maka kamu bisa ambil keputusan. Dan proses ini didapat dari pertemanan yang murni, karena sewaktu berteman, kita lebih cenderung tidak jaim. Jangan sewaktu pacaran baru mengenal.


Saya belajar tentang 1 paket dari seorang temen saya, namanya rahasia, hehe. Saya pernah bilang sama dia: “ahhh, aku lagi sebel sama kamu. Aku sebel banget.” Dan dia ngejawab 1 kalimat yang bikin saya blushing. Dia bilang: “Shen, walaupun kamu juga suka terkadang nyebelin, aku terima banget, soalnya itu 1 paket dari diri kamu yang harus aku TERIMA.”

Mulai dari situ paradigma saya berubah. berubah menjadi sikap yang “mencintai itu 1 paket.”


So, apa hubungannya dengan cerita paling atas? Pikirin aja sendiri… hehehe..

Gak bisa mikir? Okeehh!!!



Si Bapak mencintai istrinya 1 paket sampai selamanya, meskipun istrinya tidak seperti si sekretaris yang lebih seksi, cantik, pintar. Istrinya juga melakukan hal yang sama. Dia menerima suaminya dengan utuh, baik di masa susah atau belum punya segalanya, sampai ia menjadi direktur.

"Love is a journey not a destination." -Unknown